Teman

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

MENJADI MALAIKAT KECIL




 Menjadi kebiasaan, di hari Jumat seorang Imam dan anaknya yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan2 dan keramaian, sebuah brosur dakwah yangg berjudul “thariiqan ilal jannah” (jalan menuju jannah).
Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik2 air hujan yang membuat manusia benar2 malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan utk mencegah dingin, lalu ia katakan,
“Saya sudah siap, Abi!”
“Siap utk apa nak?”
“Abi, bukankah ini waktunya kita menyebar brosur ‘jalan menuju jannah’?”
“Udara di luar sangat dingin, apalagi gerimis.”
“Tapi Abi, tetap saja ada org yg berjalan menuju neraka meski suasana sangat dingin.”
“Saya tidak tahan dengan suasana dingin di luar.”
“Abi, jika diijinkan, saya inginmenyebarkan brosur ini.”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata
“Baiklah, tapi bawa beberapa brosur saja, jangan banyak2.”
Anak itupun keluar di jalanan kota utk membagi brosur kpd org yg dijumpainya, juga dari pintu ke pintu.
Setelah dua jam berjalan, dan brosur hanya tersisa sedikit saja. Jalanan sepi dan ia tak menjumpai lagi org di jalanan. lalu ia mendatangi sebuah rumah untuk membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah….tapi tak ada yang menjawab. Ia pencet lagi..dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yg menghalanginya. Untuk kesekian kali ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan keras. Tak lama kemudian, pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam berkata,
“Apa yang bisa saya bantu wahai anakku?”
Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata,
“Sayyidati (panggilan penghormatan untuk seorg wanita), mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur dakwah untuk Anda yang mengabarkan kepada Anda bagaimana mengenal ALlah, apa yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh ridha-Nya.”
Anak itu menyerahkan brosurnya, dan sebelum ia pergi wanita itu sempat berkata, “Terimakasih, Nak..hayyaakallah
SEPEKAN KEMUDIAN…
Usai shalat Jumat, seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit tausiyah, lalu berkata, “Adakah di antara hadirin yg ingin bertanya, atau ingin mengutarakan sesuatu?”

Di barisan belakang, terdengar seorg wanita tua berkata,
“Tak ada di antara hadirin ini yg mengenaliku, dan baru kali ini saya datang ke tempat ini. Sebelum Jumat yang lalu saya merasa belum menjadi seorang muslimah, dan tidak berfikir untuk menjadi seperti ini. Sekitar sebulan suamiku meninggal, padahal ia satu2 orang yang kumiliki di dunia ini. Hari Jumat yang lalu, saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karna tak tersisa lagi harapan untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali di kayu atap…saya berdiri di kursi…, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya ke leher, saya ingin bunuh diri karna kesedihanku…
Tapi, tiba2 terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah. Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”batinku.
Tapi ternyata bel berdering lagi, ditambah ketukan pintu yang makin kuat. Saya ragu, “Siap kira2 yang datang ini, setahuku tak ada satupun orang yang mungkin memiliki keperluan atau perhatian terhadapku.” Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.
Saat kubuka pintu, kulihat seorg bocah yang ceria wajahnya, dengan senyuman laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu.
Dia mengucapkan kata2 yang sangat menyentuh sanubariku, “saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yg berjudul, “Jalan menuju jannah.”
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi brosur. Setelah membacanya, saya naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan menyingkirkan dan saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi selamanya.
Anda tahu…sekarang ini saya benar2 merasa sangat bahagia, karna bisa mengenal ALlah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.
Dan karena alamat markaz dakwah tertera di brosur itu, maka saya datang ke sini sendirian untuk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian berterimakasih kpd kalian, khususnya ‘malaikat’ kecil yang telah mendatangiku pada saat yang sangat2 tepat yg dengannya mudah2an menjadi jalan selamat saya dari kesengsaraan menuju jannah yang abadi.
Mengalirlah air mati para jamaah yang hadir di masjid, gemuruh takbir..Allahu Akbar..menggema di ruangan. Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju shaf paling depan, tempat dimana puteranya yang tak lain adalah ‘malaikat’ kecil itu. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diiringi tangisan haru…Allahu Akbar!
#Kita bs mengambil faedah dr sgl sisi, baik di posisi wanita tua yg sdg gundah, sebagai ayah dan sebagai anak yg giat berdakwah.
dari Abu Umar Abdillah



sumber : http://gizanherbal.wordpress.com/2013/02/28/menjadi-malaikat-kecil/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar